Flashback Teori Singkat Teknik Peledakan






Assalamualaikum w.w. Apa kabar sahabat minetutor, mudah mudahan dalam keadaan sehat ya dan tidak lupa kita bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Yang Maha Esa kepada kita sebagai wujud terima kasih kita,he2...udah mirip ustad belum ya. Baiklah rekan rekan semua, kali ini minetutor mencoba mengingat ingat kembali pelajaran sewaktu kuliah dan sedikit aplikasi lapangan tentang peledakan atau blasting.

Penjelasan Singkat Tentang Teknik Peledakan 

Istilah pemboran dan peledakan dimaksudkan sebagai metode penggalian dan pembongkaran batuan secara tertentu. Sebelum operasi dimulai penentuan letak lubang bor harus dievaluasi untuk mendapatkan hasil yang optimum, karakteristik batuan dan kemampuan alat bor harus diidentifikasi.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain peledakan antara lain:
  • Blast hole diameter (diameter lubang bor)
  • Bench hight (tinggi jenjang)
  • Burden dan Spacing
  • Rock Structure (struktur batuan)
  • Fragmentation (ukuran hasil peledakan)
  • Bench stability (kestabilan jenjang)
  • Environmental restriction (kendala2 lingkungan)
  • Explosive type (tipe bahan peledak)
Walaupun variabel variabel desain peledakan telah teratasi dengan baik, namun peranan lain yang perlu bahwa blasting seperti “Rules of Thumb” yaitu keseimbangan sensitif antara ilmu,  unsur seni serta “past data” peledakan, informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif masih diperlukan.

Design Guideline

Hubungan antara dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan dapat diinstruksikan secara geometris seperti pada gambar berikut:

Diameter Lubang Bor

Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan, jenis alat muat, crushing plant dsb. Pemilihan lubang bor secara tepat adalah untuk memperoleh hasil fragmentasi dan produksi yang diharapkan.
Faktor faktor yang membatasi pemilihan diameter lubang bor antara lain:
  • Ukuran fragmentasi.
  • Produksi yang diharapkan
  • Alat muat dan angkut yang tersedia dsb.

Tinggi Jenjang

Diameter lubang bor berkaitan dengan “tinggi jenjang, formula:
 
  K  =  0.05   -  0.15 d
  d   :  diameter bor   (mm)   
  K  :  tinggi jenjang (bench height)  (m)
Dengan diameter lubang kecil, burden juga akan kecil sehingga fragmentasi yang dihasilkan relatif kecil.

Burden, Spacing, Subdriling and Steaming

Dapat didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas (free face) yang terdekat. Pada peledakan dengan jumlah baris (row) yang banyak, “true burden” tergantung dari bentuk pola peledakan yang digunakan. Burden merupakan variable yang sangat penting dalam mendesain peledakan
Jarak Burden sangat erat hubungannya dengan besar kecilnya diameter lubang bor yang digunakan, secara garis besar jarak burden optimum adalah:
  B   =   (25  -  40)  x  d
   B   :  burden  (mm)
   d   :  diameter lubang bor (mm)

Burden Stiffness Ratio

Ekivalen dengan tinggi bench dibagi dengan bur jika perbandingannya (H/B) 2 batuan akan lebih liat, sulit untuk      dipecahkan sehingga membutuhkan secondary drilling
Stiffness dapat diperbaiki dengan diameter yang lebih kecil atau bench yang lebih tinggi.
Stiffness ratio yang kecil membutuhkan energy yang relatif lebih besar untuk menghasilkan fragmentasi yang seragam.

Spacing

Adalah jarak antara lubang bor sejajar dengan bidang bebas atau dalam satu baris (row)
Umumnya mempunyai “range” dari 1- 1.8 x burden.
Hasil distribusi optimum energy akan diperoleh ketika spasi sama dengan 1.15 x burden.
Apabila terjadi “joint” paralel dengan “free face” maka akan diperlakukan “wide spacing”
Yaitu jarak diantara lubang tembak dalam satu row, merupakan fungsi dari burden, secara teoritis sebagai berikut:
  S   =   (1  - 1.8)  x B
  B   :  burden  (m)
  S    :  diameter lubang bor (m)
Biasanya rata-rata spacing   S  =  1.25 B

Subdriling

Adalah tambahan kedalaman dari lubang bor dibawah rencana lantai jenjang (bench), berfungsi untuk menghindari tonjolan pada lantai (toe), dan merapikan dasar lantai untuk pemboran berikutnya.
  J =  (0.2  -  0.4)  x B

Steaming

Adalah material penutup didalam lubang bor, berfungsi untuk mengurung gas ledakan,
stemming: 
 S  =  (0.5 - 1) x B Burden
jika “stemming” & 15 x diameter cenderung terjadi “flying rock”.
untuk bahan stemming batuan hasil “crushing” jauh lebih baik dari pada “cutting rock” (material bekas pemboran).
lubang tembak basah membutuhkan “stemming” yang lebih padat dibandingkan lubang tembak kering.


 Skema Parameter Peledakan
Blasting Parameter Scheme



Demikian sekilas tentang Teknik peledakan, semoga bermanfaat. Masukan serta input dari ahli terkait subjec  diatas dipersilahkan, monggo..

Comments

  1. THX bang artikelnya, sungguh bermanfaat buat praktikum peledakan ane :D

    ReplyDelete

Post a Comment